Rabu, 13 Mei 2009

Vespa tua

Vespa 150 Sprint VS Vespa 150 Sprint Veloce


Lahirnya Vespa Sprint dalam medio dekade 1960’an sebagai salah satu varian scooter produksi Piaggio, terbilang cukup mencuri perhatian para scooterist di seluruh dunia. Dengan penampilan awal yang hampir menyerupai Vespa Grand Lux, Vespa 150 Sprint hadir seakan ingin melanjutkan semangat kebebasan generasi 1960’an kepada genarasi 1970’an dalam hal berkendaraan scooter tanpa harus kehilangan sentuhan stylish namun tangguh.

Hampir setiap sudut penampilan Vespa 150 Sprint diperbesar dari vespa umumnya keluaran dekade 1960’an (VNA/VNB/VBB/VBC). Memiliki ukuran ban lebih lebar (3.50X10”), box dikedua bagian kiri kanannya serta spakbor yang lebih besar dibandingkan vespa kelas super menjadikan scooter ini tampil lebih unggul dan gagah dibandingkan dengan sekelasnya (150cc).


Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat Vespa 150 Sprint seakan ingin menghidupkan kembali nuansa Vespa GL dalam bentuk lain di era 1970’an namun dengan harga yang terjangkau. Bahkan beberapa pendapat mengatakan bahwa vespa serie ini merupakan spec-drop dari Vespa GL.

Didukung oleh strategi pemasaran khas vespa, sepertinya Piaggio cukup berhasil dalam penjualan produksi vespa serie sprint, hal ini mengingat dalam variant tersebut sempat dikeluarkan dua jenis dimana keduanya memiliki perbedaan-perbedaan yang nyata dari segi penampilan maupun ketangguhan mesinnya.

Vespa 150 Sprint

Dikeluarkan pada tahun 1965 hingga 1974, Vespa 150 Sprint merupakan generasi awal dari serie ini. Menggunakan salah satu keluarga mesin klasik 145.55 cc dengan penambahan cukup signifikan dalam hal kekuatan yaitu melalui besaran daya angkut yang diselaraskan dengan kecepatannya.

Kerangka body Vespa 150 Sprint sama dengan produk untuk Vespa GL, namun dengan sentuhan warna baru yakni silver metalik. Di sayap (fender) bagian kanan tersemat kata Vespa Sprint tersusun miring dua baris dengan style italic handwritting terbuat dari sejenis campuran alumunium yang berefek kebiru-biruan. Begitupun halnya dengan kata dibagian belakang, tertulis 150 Sprint tersusun miring satu baris yang berbahan serta material sama seperti bagian depan dan terletak agak diatas lampu bagian belakang.

Terdapat striping lurus terbuat dari alumunium pada bagian spakbor depan, box bagasi dan box mesin yang sejajar di kiri kanannya. Dengan kunci stang berbentuk oval, Vespa 150 Sprint menggunakan 2 jenis jok sesuai dengan permintaan yaitu model jok (sadle) ganda (pengendara dan penumpang) berwarna biru tua maupun dan jok panjang (single-seater).

Adapun bagian-bagian yg berlapis krum adalah baut gagang rem depan dan gagang kopling, klakson, rumah lampu belakang, ring lampu depan, kunci stang, tutup kunci stang dan kunci tutup box bagasi. Lapisan berwarna seng terdapat pada bagian-bagian seperti standar, shock bagian depan, seluruh baut dan mur serta tutup bak kopling.

Sementara itu bagian yg beraksen posfor meliputi shock bagian belakang termasuk per, baut dan murnya, serta per bagian depan. Sentuhan metal halus terdapat pada bagian gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, kuku macan, jengger depan, selahan, kunci (pengkait) box mesin, gagang kran bensin, dan lis sayap depan. Bagian yg bernuansa stainless adalah rumah saklar dan lis karpet tengah yang terbuat dari karet.

Dengan stang (handlebar) model kotak seperti GL dan Super serta speedometer oval, adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 1001-VLB1T 1205477 dan nomor mesin di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot diawali dengan kode VLB1M. Bagian-bagian lain yg memiliki warna berkesan alumunium meliputi velg, tromol depan dan belakang, tutup kipas, fork depan. Sementara itu warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.

Vespa 150 Sprint Veloce

Diproduksi antara tahun 1969 hingga 1979 mesin Vespa Sprint 150 Veloce dirancang lebih dahsyat ketimbang Vespa 150 Sprint. Dimana salah satunya adalah dengan ditanamkannya karburator berukuran 20/20 dan saringan karburator yang diperbesar.

Perubahan lainnya adalah pada knalpot yg lebih besar sehingga menghasilkan suara berbeda dari serie sebelumnya. Dengan top speed mesin mencapai 97km/h, ukuran body Vespa 150 Sprint Veloce sama dengan Vespa 150 Sprint. Veloce memiliki model baru dalam bentuk lampu depan yang membulat dengan lingkaran 130mm dan dilindungi oleh ring lampu beraksen krum. Terdapat lampu kecil yang tersambung dengan lampu depan, berwarna hijau dikelilingi oleh ring alumunium di stang bagian atas speedometer.

Speedometerpun mengalami perubahan yang kontras dibandingkan dengan Vespa 150 Sprint. Speedometer veloce dirancang sama dengan model Vespa Super serie terakhir yang berbentuk lebih kecil (clamshell), mempunyai warna putih fascia dengan maximum angka tertera 120 km/h.

Sama halnya dengan Vespa 150 Sprint, veloce memiliki logo model baru yang berbentuk hexagonal (cung) tersematkan didepan mengganti logo P/ seperti serie vespa keluaran sebelumnya.

Dengan tidak menyertakan kembali striping alumunium yang terdapat pada spakbor depan dan box kiri-kanan. Pada awal produksinya, model handgrip veloce berwarna abu-abu terang dengan lambang Piaggio hexagonal didalamnya. Pada saat perjalanan produksi warna handgrip diganti hitam juga speedometer dan karet box kiri-kanannya.

Lampu belakang yang berbentuk kotak besar seakan menyembul dari body bagian belakang berwarna merah menyala dengan reflector menyatu didalamnya dan dilindungi oleh tutup yang terbuat dari bahan plastic pada bagian atasnya dengan warna senafas warna body.

Pada perkembangannya motif tulisan bagian depan dan belakangpun ikut berubah. Tulisan vespa bagian depan menggunakan font yang lebih tegas beraksen krum dimana setiap hurufnya seakan disatukan oleh plat yang berbintik halus dan berwarna hitam dengan posisi horizontal. Sementara itu pada bagian belakang tertulis vespa v. beraksen krum ter-emboss yang dibingkai dengan bentuk segi empat memanjang dimana dasar dari tulisan tersebut berwarna hitam berbintik halus dengan posisi horizontal. Adapun bahan dan material dari pada tulisan tersebut sama dengan serie sebelumnya.

Lapisan krum terdapat pada bagian-bagian yang antara lain ring lampu depan, tutup kunci stang dan kunci box bagasi. Lapisan beraksen seng terdapat pada bagian standar, shockbreaker dan per bagian depan, baut dan mur, dan tutup bak presneleng. Aksen phosfor menghiasi shock bagian belakang (termasuk per, baut dan mur), per standar dan mur baut bagian mesin. Kesan warna metal halus terdapat pada gagang rem depan dan kopling, pedal rem belakang, gantungan barang, jengger spakbor, selahan, kunci box mesin, kuku macan dan puteran kunci tangki. Sementara itu lapisan stainless terkesan pada rumah saklar dan lis karpet karet tengah.

Adapun nomor serial body Vespa 150 Sprint Veloce terukir dibagian kiri dibawah box bagasi dengan kode VLB1T 0150001-VLB1T 0368119. Pada perkembangannya seiring dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada beberapa bagian sebagaimana tersebut diatas, nomor serial body pindah posisi ke sebelah kanan box mesin sama seperti produk-produk piaggio era 1980’an.

Namun demikian nomor mesin tetap berada di bagian paha ayam mesin dekat pipa saluran knalpot. Bagian lain yg memiliki warna alumunium adalah velg, tromol, tutup kipas, fork depan, dan warna lapisan anti karatnya adalah abu-abu.

Seiring dengan warna-warninya kehidupan generasi 1970’an yang dikenal dengan flower generation, Piaggio menangkap semangat ini melalui pengaplikasian warna-warna cerah dalam produk Vespa 150 Sprint Veloce. Apabila pada Vespa 150 Sprint hanya tersedia satu warna saja (silver metalik), tidak demikian halnya dengan Vespa 150 Sprint Veloce.

Veloce dari tahun ke tahun memiliki option warna yang berbeda-beda antara lain sebagai berikut: 1969-1970 warna silver metalik, 1970-1971 biru, 1971-1972 metalik putih rembulan, 1972-1973 merah, 1973-1975 hijau ascot, 1975-1976 hijau valombrossa, 1976-1979 biru marine dan abu-abu polaris.

Head To Head

Berikut ini adalah perbedaan spesifikasi yang menyertai Vespa 150 Sprint dengan Vespa 150 Sprint Veloce:

  • engine: single cylinder, 2-stroke
  • cylinder: bore 57,0 mm
  • piston stroke: 57,0 mm
  • cubic capacity: 145.45 cc
  • bhp at rpm: 2/4800
  • lubrication: 2%
  • carburetor: Dell’Orto SHB 16/10
  • gears 4
  • chassis: one-piece metal pressing
  • Tank Capacity: 7,7litres (1.97 US gallons)
  • mileage: 2,1l/100Km (112mpg)
  • tires: 3.5 x 10″
  • weight: 89 kg (172lbs)
  • max. speed: 94 km/h (57mph)
  • Engine scheme: VLB1M
  • VIN scheme: VLB1T 1001-1205477

  • engine: single cylinder, 2-stroke
  • cylinder bore: 57 mm
  • piston stroke: 57 mm
  • cubic capacity: 145.45 cc
  • bhp at rpm: 8/5000
  • lubrication: 2%
  • carburetor: Dell’Orto SI 20/20
  • gears: 4
  • chassis: one-piece metal pressing
  • Tank Capacity: 7,7litres (2 US gallons)
  • mileage: 2,08l/100Km (113mpg)
  • tires: 2.75 x 9″
  • weight: 89 kg (178lbs)
  • max. speed: 97km/h (59mph)
  • VIN scheme: VLB1T 150001-368119

Kesimpulan

Dengan sentuhan menyerupai Vespa GL yang dimodifikasi sana-sini dari serie-serie vespa sebelumnya, maka kehadiran Vespa 150 Sprint maupun Vespa 150 Sprint Veloce telah memperkaya khazanah vespa baik di luar maupun di dalam negeri. Perubahan serta modifikasi itulah pada kelanjutannya menjadikan vespa serie sprint sebagai salah satu varian yang menjadi primadona produk Piaggio di era 1970’an dengan harga terjangkau dibandingkan dengan serie-serie khusus lainnya pada saat itu.

Saat ini serie sprint apabila dibandingkan dengan serie terjangkau lain yang seusianya (mis. Vespa Super) sedikit demi sedikit telah menghilang dari peredaran. Banyak peminat dari luar negeri yang menginginkan vespa serie tersebut dengan berbagai tambahan modifikasi untuk di re-export. Mengingat secara fisik sangat sesuai dengan postur kebanyakan orang-orang Eropa maupun Amerika. Tugas kitalah para scooterist di negeri tercinta ini untuk menjaga populasinya,

save our scooter bro…!.


Vespa Antik Semakin Digemari

Kapanlagi.com - Skuter asal Italia, Vespa, makin diminati untuk dimiliki berbagai kalangan di Bali. Hal itu ditandai dengan peningkatan penjualan berbagai tipe kendaraan roda dua dengan bodi membulat itu.

"Kebanyakan peminatnya memang penggemar berat yang tidak bisa ke lain hati. Semakin antik dan orisinil, semakin diminati sekalipun harganya tidak murah, terkadang bisa sampai Rp50 juta," kata pemilik gerai Vespa antik, Ibrahim, di Denpasar, Selasa (27/1).

Di gerainya yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Denpasar, mudah ditemui berbagai tipe Vespa antik. Mulai dari buatan 50-an sampai 70-an. Bukan sekedar menjual, Ibrahim juga mencantumkan tipe mesin, bodi, dan sekedar pengetahuan ringkas tentang Vespa yang dipajang.

Informasi tertulis itu, di antaranya tipe mesin VBB, VBA, atau PNA, untuk Vespa keluaran antara 60-an hingga 70-an. Di etalase-nya juga terpajang berbagai aksesoris, baik yang orisinil pada zamannya ataupun replika, dengan harga bervariasi, antara Rp100.000 hingga Rp5 juta.

Tidak cukup itu saja, di belakang tokonya, terdapat satu bengkel las, mesin, dan cat. "Supaya Vespa yang dibeli itu betul-betul sehat, enak dipakai, bagus, dan membanggakan pemiliknya," kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, "perburuan" Vespa antik itu dilakukan ke berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Pulau Irian. Untuk itu, Ibrahim memiliki jaringan yang memberi informasi tentang keberadaan Vespa antik.

"Kami memang sengaja menyebar jaringan itu, karena persaingan untuk mendapatkan Vespa ini mulai sulit belakangan ini," katanya.

Saat dilihat ANTARA, seorang turis asal Eropa sedang melihat-lihat Vespa tipe Super 150 cc buatan 1966 yang diincar. Setelah melihat-lihat secara rinci, dolar demi dolar berpindah tangan setelah dokumen penjualan ditandatangani.

"Banyak juga turis yang mencari Vespa antik ke sini. Bagi mereka, harga yang tercantum jelas terjangkau, karena di Eropa, Australia, atau Amerika, harganya jauh lebih mahal. Kami juga telah memiliki kerja sama dengan perusahaan kargo internasional," kata Ibrahim.

Menurut Ibrahim, komunitas penggemar Vespa juga sering bertandang ke gerainya. "Sekedar ngobrol, cari aksesoris, servis kendaraan, sampai jual-beli juga bisa di sini. Kami sangat menyambut mereka," katanya.

Vespa makin Tua makin Diburu


Sebagian besar vespa akhirnya pensiun. Namun, tahun 1994, para penggemar vespa tua mulai menarik perhatian ketika muncul dengan vespa yang telah dimodifikasikan sedemikian rupa, apalagi ketika berada di jalan raya.

Modifikasi vespa yang unik pun menarik satu demi satu penggemar vespa lainnya, sehingga mampu meraih simpati dan mendapat tempat di masyarakat. Apalagi kemudian para penggemar ini membentuk klub vespa di NTB dengan nama Rinjani Scooter Club (RSC). Gairah berkendaraan vespa tua meningkat, vespa-vespa berbagai merk yang sudah ‘pensiun’ diburu bahkan yang sudah jadi rongsokan pun hendak dihidupkan lagi. “Saya membeli vespa Kongo dari dua karung rongsokan,” kata Hambali yang kemudian merakit sendiri vespa tahun 1964 tersebut.
Kini vespa tua tidak lagi bisa gampang didapatkan di Lombok mengingat penggemar vespa sudah memburunya sejak kemunculannya kembali. “Vespa tua lebih diburu namun sulit didapatkan,” ungkap Zaeni Muhammad, penggemar vespa yang memodifikasikan vespa PX-nya menjadi unik dan nyaman dikendarai. “Makin tua makin diburu,’ ujarnya.
Setelah RSC yang telah masuk dalam keanggotaan IMI NTB dan memiliki akte notaris, klub-klub penggemar vespa bermunculan hingga mencapai puluhan. Di antaranya, GAIS (Green Army Independen Scooter), yang memilih cat cenderung berwarna hijau tentara, BUVALO (Budak Vespa Lombok), BOSS (Boys Owners Scooter Sespan), ASLI (Ampenan Scooter Lombok Independen), SAS (Scooter Anak Sumbawa) klub vespa di Sumbawa, Kumilu Scooter Club di Lombok Timur.
“Klub vespa menyebar di NTB,” kata Hananto. Sementara jumlah perkiraan vespa di NTB menurutnya mencapai 400 vespa baik yang tergabung dalam klub maupun tidak. Harga vespa di Lombok, kata Hambali, ada yang mencapai Rp 30-an juta. Kesamaan gerak para penggemar vespa yang membentuk klub-klub tersebut, lanjutnya, lebih karena hobi semata terutama terhadap vespa-vespa tua.

Satu Bengkel dan Merk Oli
Modifikasi terhadap vespa selain unik, juga lebih fungsional dan artistik. Hal inilah yang dilakukan seorang penggemar vespa yang juga pendiri klub vespa pertama di NTB, Zaeni Muhammad. Modifikasi ‘habis-habisan, dilakukannya tanpa mengubah anatomi asli vespa PX yang ketika dibelinya dulu seharga Rp 1,5 juta. “Mesin dan bodi tetap standar,” akunya. Kecintaannya pada vespa, katanya, membuat ia ‘gila-gilaan’ memodifikasikan tunggangannya. Sebanyak 15 lampu dipasang secara unik memenuhi bagian depan vespanya. Enam 6 kaca spion dipasang di kanan, kiri, atas dan bawah sampai dengan boks-boks untuk menyimpan peralatan. Ditambah lagi winsel penahan angin, ban serep, sandaran pembonceng dan besi-besi pengaman di sekeliling bodi yang berfungsi sebagai sandaran kaki dan pelindung jika terjadi kecelakaan. Ketika memodifikasikan vespanya ia memakai konsep touring, semua berfungsi. “Semuanya hand made (buatan tangan),” kata seniman yang mengaku memanfaatkan besi-besi kursi yang tidak terpakai untuk memodifikasikan vespanya. Semua perlengkapan yang dipasangnya melalui proses pertimbangan yang matang agar seluruh bagian vespanya, kanan-kiri, muka dan belakang, seimbang.
Zaeni yang kerap melakukan touring bersama rekan-rekannya ini telah menyapu seluruh NTB, Bali, Surabaya, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Lampung, Palembang dan kota lainnya. Ketahanan dan ketangguhan vespa baginya, sangat menakjubkan. “Tidak ada masalah dengan tanjakan dan mesin tidak gampang lelah,” ujarnya. Maka, ketika sedang touring istirahat bukan ditentukan vespa tapi ketahanan fisik pengendaranya. Baginya, meski vespa identik dengan mogok, ia punya tips sendiri terhadap perawatan vespa sehingga vespanya bisa dikatakan jarang mogok. “Gampang, setia pada satu bengkel dan jangan mengganti merk oli,” ujar guru SMK 5 Mataram ini.
Penggemar vespa di Lombok sepertinya tidak perlu merasa khawatir terhadap ketersediaan spare part vespa karena sangat gampang didapatkan, relatif murah dan terjangkau baik yang asli maupun imitasi. “Teliti saat membeli karena sangat tipis bedanya antara yang imitasi dan asli,” pesannya.
Bengkel vespa juga gampang ditemukan di Mataram. “Jadi tidak perlu khawatir punya vespa meski butut sekalipun” ujarnya. – niek

Foto 1:
Vespa PX hasil modifikasi


http://dimasnino.files.wordpress.com/2007/06/dsc03427.jpg
Foto 2:
Hananto

Wisata Vespa Hobi yang Menghasilkan

HOBI dan kecintaan merupakan hal yang tidak terpisahkan dari diri penggemar vespa. Berbagai keunikan modifikasi dilakukan hingga membuat gandengan vespa yang bernama sespan. Kalau vespa saja hanya bisa menggandeng seorang, maka sespan mampu menggandeng dua hingga tiga orang. BOSS (Boys Owner Scooter Sespan) memprakarsai terbentuknya klub sespan di NTB. “Di NTB, sespan sementara ini hanya ada 10,” kata Hambali, montir vespa, modifikator sekaligus pembuat sespan. Lalu, apa yang dilakukan dengan sespan? Ternyata bukan sekadar hobi dan kecintaan. “Sespan bisa menghasilkan,” ujarnya.
Sejak dua tahun lalu, Ambe, demikian Hambali biasa disapa, menemukan cara mencari tambahan penghasilan dari hobi dan kecintaannya pada vespa. Dengan sespan ia menawarkan wisata keliling Lombok. Wisata menggunakan vespa ini bisa dibilang baru pertama kali dilakukan. Berawal dari seringnya bersentuhan dengan dunia pariwisata di Senggigi, ia dan kawan-kawannya menemukan ketertarikan unik menjual jasa wisata mengantar tamu mancanegara mengendarai sespan. “Tidak harus dipesan khusus, ketemu wisatawan di jalan yang ingin keliling kota dengan sespan pun tak masalah,” kata Ambe yang kadang menyebut usaha ini dengan ngojek.
Tapi, sejauh ini ia telah memiliki link dengan hotel-hotel di Lombok yang akan menawarkan wisata sespan tersebut kepada tamu-tamunya. Prospek usaha ini cukup baik, katanya, mengingat jika wisatawan ramai ia dan kawan-kawannya bisa mengantar tamu baik mancanegara maupun lokal empat kali dalam sebulan. Tidak harus tamu yang banyak, satu dua tamu pun jadi, ujar Ambe yang beberapa waktu lalu sempat mengantar lebih dari 30 tamu yang berarti membutuhkan tambahan vespa lain di luar sespan. “Kalau tamu ramai, kami kontak kawan-kawan vespa lain meski tidak satu klub yang bersedia mengantar tamu,” katanya. Tentunya, vespa lain yang ikut membantu mendapatkan bayaran yang sama dengan lainnya, lanjutnya.
Paket yang ditawarkan Sasak Scooter Tour, yang mangajak tamu berkendara vespa dan sespan mulai dari kawasan wisata Senggigi, Karan Bayan, Suranadi dan Lingsar, Kampung Nelayan lalu kembali ke Senggigi. Ada juga paket Tradisional Scooter Tour, dimulai dari Senggigi, Sukarara (tempat kerajinan tenun), Banyumulek (kerajinan gebarah), Vihara, Kampung Nelayan dan kembali lagi ke Senggigi. Di samping itu, ada tempat wisata lainnya yang juga bisa dikunjungi dalam tur ini. Selain tamu lokal, tamu mancanegara yang sering menggunakan jasa wisata sespan berasal dari Belanda, Prancis, dan New Zerland. Usaha sampingan yang sangat menghasilkan, kata Ambe yang berencana mengembangkannya lebih profesional lagi. Wisata vespa, hobi yang menghasilkan, tuturnya.- nik

1 komentar: